berita69.org, Jakarta - Libur Natal dan Tahun Baru kerap dimanfaatkan oleh oknum untuk menjalankan aksi kejahatan siber, melalui beragam pembohongan digital yang menyasar identitas digital pengguna.
Hal ini harus diwaspadai agar kita tidak menjadi korbannya.
Data Indonesia Anti-Scam Center (IASC) mencatat 373.129 laporan pengelabuan sejak November 2024 hingga 30 November 2025 rata-rata 874 laporan setiap hari.
Dari 619.394 rekening yang dilaporkan terkait pembohongan, hanya 117.301 rekening yang berhasil diblokir.
"Identitas digital adalah gerbang utama ketertiban finansial kita.
Dengan rata-rata 874 laporan tipu daya setiap hari, kita tidak bisa lagi mengandalkan metode pengamanan tradisional yang mudah dibobol seperti OTP berbasis SMS," ujar Founder & Group CEO VIDA, Niki Luhur, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/12/2025).
Advertisement
Mengapa Tipu daya Semakin Marak Waktu Libur?
Berdasarkan temuan VIDA dan data industri, periode Nataru menciptakan kondisi ideal bagi penipu, penyebabnya adalah
Kelemahan OTP: Data VIDA menunjukkan 80% pembobolan akun terjadi karena kerentanan OTP berbasis SMS atau teknik phishing.
Teknologi canggih yang diandalkan untuk keamanan cyber justru menjadi celah terbesar.
Modus Baru 2025 penggunaan AI Deepfake: Tipu daya berbasis AI deepfake melonjak 1.550% di Indonesia.
Penipu kini menggunakan teknik AI Voice Cloning untuk meniru suara keluarga, atasan, atau pejabat—meminta transfer dana dengan suara yang 99% mirip aslinya.
