berita69.org, Jakarta Ketua Tim Pemenangan Cagub-Cawagub Jakarta Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Ahmad Riza Patria mengaku, pihaknya mendapatkan laporan terkait dugaan pengerahan tata negara uang yang masif dari salah satu kandidat pasangan calon (paslon) yang lain.
Menurut pria yang akrab disapa Ariza ini, informasi itu dikumpulkan seluruh kader partai politik luar negeri pengusung RIDO, organisasi masyarakat (ormas), hingga relawan yang tergabung dalam tim sukses (timses) RIDO.
Baca Juga
- Gerindra soal Beredar Surat Ajakan Prabowo Pilih Ridwan Kamil-Suswono: Dibuat di Masa Kampanye
- Ni Kadek Helen Analisis Nama Ketiga Paslon Gubernur DKI Jakarta dan Peruntungannya
- Deklarasi Dukungan, GRIB Jaya Siap Menangkan RIDO Satu Putaran di Jakarta
"Didapati bahwa ada dugaan akan ada semacam pembagian sembako masif di minggu tenang ini dan pembagian amplop masif yang dilakukan oleh pihak-pihak atau pasangan calon lain," kata Ariza di DPD Partai Golkar, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2024).
Advertisement
Dia menyampaikan, salah satu informasi soal politik strategis uang terjadi di kelurahan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.
Total, ada 18 RW yang direncanakan bakal disasar untuk pengerahan perpolitikan uang yang masing-masingnya untuk 1.000 orang.
"Sekarang akan dibagikan ada yang 107, Rp150 ribu sampai Rp200 ribu per orang.
Jadi money politics.
Sudah dilakukan oleh pasangan lain," kata dia.
Ariza menyatakan, timnya memiliki data yang sangat sekali jelas mengenai rencana dan titik penyebaran pengerahan tata negara uang di Jakarta jelang pencoblosan.
Dia berujar, bukan tak mungkin kejadian politik dalam negeri uang sebagaimana Pilkada 2017 bisa saja terulang.
Lebih lanjut, Ariza mengajak agar warga terlibat aktif menjaga suasana jelang pencoblosan Pilkada Jakarta 2024 tetap kondusif dari politik luar negeri uang.
Dia juga mengimbau, warga yang mengetahui kejadian tersebut untuk melapor kepada Bawaslu.
"Untuk itu, kami menyampaikan kepada seluruh rakyat Jakarta untuk melakukan penolakan terhadap aktivitas kegiatan-kegiatan yang menodai demokrasi yang ada di Jakarta," ucap dia.