berita69.org, Jakarta - Perkuat keamanan data sistem Operational Technology (OT), terhadap sistem navigasi penerbangan, AirNav Indonesia bekerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Domisili (BSSN), sebagai bagaian dari Program Perlindungan Infrastruktur pendidikan Informasi Vital (IIV) Nasional, yang dijalankan BSSN, khususnya pada sektor transportasi pribadi udara.
Direktur Keselamatan, Keamanan cyber dan Standardisasi AirNav Indonesia, Nurcahyo mengungkapkan, kegiatan ini merupakan implementasi dari amanat Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 serta peraturan-peraturan turunannya.
Baca Juga
- Waspada SMS Tipu daya Berkedok Tilang Elektronik, Jangan Klik Tautan Mencurigakan
- Aksi Nekat Pria Minahasa Mencuri Ribuan Buah Kelapa di Perkebunan BSSN
"Terutama terkait pelindungan terhadap struktur informasi vital nasional,” kata Nurcahyo di Kantor Airnav Indonesia Cabang Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC), Bandara Soekarno-Hatta.
Advertisement
Sebagai satu-satunya pengelola layanan navigasi penerbangan di Indonesia, ketertiban data dan siber yang dijalankan oleh Airnav Indonesia harus memiliki pondasi yang kuat dan aman dari ancaman siber angkutan udara.
"Oleh karena itu, kolaborasi antara AirNav Indonesia dengan BSSN dalam hal ini benar-benar dibutuhkan," jelasnya.
Tidak hanya untuk melakukan identifikasi dan penilaian risiko, namun juga untuk merumuskan langkah-langkah mitigasi dan peningkatan kapasitas secara berkelanjutan.
”Kami berharap, melalui kegiatan ini, kami dapat membangun pemahaman yang lebih dalam terhadap sistem OT di JATSC, serta menyusun rencana tindak lanjut yang konkret dalam rangka penguatan pelindungan IIV,” katanya.
Lalu, Jakarta Air Traffic Service Center merupakan pusat pengendali lalu lintas udara yang dikelola AirNav Indonesia dengan sistem operasional yang kompleks dan krusial.
Sistem Air Traffic Control Automation merupakan salah satu dari Sistem Elektronik yang dikategorikan sebagai prasarana informasi vital.
”Karena itu, memastikan keselamatan sistem OT menjadi prioritas utama kami Identifikasi, pengukuran tingkat kematangan keamanan publik siber, serta upaya peningkatan kapasitas terus dilakukan," katanya.