berita69.org, Jakarta Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menginginkan budaya Betawi jadi budaya utama yang harus menjadi bagian dari city branding Jakarta.
Hal itu diungkapkan Pramono saat bertemu dengan Komunitas Plus Jakarta di kediamannya, Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Baca Juga
- Pramono Anung Teken Kontrak Politik luar negeri dengan Warga Lokasi Merah
- Survei LSI Denny JA: Ridwan Kamil-Suswono 37,4%, Pramono Anung-Rano Karno 37,1%, Dharma-Kun 4%
- Pramono Anung Akan Fasilitasi PTSL Warga Kramat
"Apa pun sekarang ini, Jakarta sebagai kota global, city branding menjadi penting.
Apalagi dengan tidak menjadi ibu kota, budaya Betawi menjadi budaya utama," ujar Pramono usai bertemu dengan warga Lahan Merah.
Advertisement
Pramono menuturkan, gagasan city branding yang dibawa oleh Komunitas Plus Jakarta amat baik.
Ia pun menyampaikan rencananya untuk menjadikan budaya Betawi sebagai city branding bagi Jakarta.
"Kalau saya gubernurnya, saya akan meminta mereka untuk mengubah city branding itu lebih ada sentuhan Betawinya," kata Pramono Anung.
Lebih jauh, politikus PDIP itu mengungkapkan, dirinya akan melibatkan komunitas-komunitas yang ada di Jakarta dalam membuat kebijakan.
Salah satunya terkait perbaikan Kalijodo, yang sempat menjadi area skateboard park utama di Jakarta yang kini tidak terawat.
"Sehingga dengan cara pendekatan seperti itu, sebenarnya akan lebih mudah, lebih bagus, lebih murah, gitu," ucap Pramono.
"Memang gubernurnya lebih capek, enggak apa-apa," kata Pramono.
Sebelumnya, calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Rano Karno atau biasa disapa Bang Doel, menegaskan akan melestarikan kebudayaan Betawi, khususnya di wilayah Condet.
"Condet ini pernah menjadi cagar budaya ya, itu memang tahun 70-an zaman Bang Ali.
Kemudian pada tahun 74 juga keluar menjadi tempat-tempat ada beberapa komunitas buah yang dilindungi di sini, seperti duku dan salak," ujar Bang Doel saat blusukan ke wilayah Eretan 2, Condet, Jakarta Timur, Jumat (11/10/2024).
"Nah kemudian memang harus diakui dengan perkembangan Jakarta ini kadang-kadang kedinasan agak lupa.
Untuk kembali kepada ruh Condet itu sendiri," imbuhnya.
Rano Karno pun mengaku luar biasa wajar bila masyarakat Condet mengharapkan wilayahnya bisa lestari, khususnya kebudayaan Betawi jangan sampai hilang.