berita69.org, Jakarta Presiden Prabowo Subianto mencanangkan pertumbuhan ekonomi global Indonesia akan mencapai 8 persen.
Namun begitu, pihak asing disebutnya menganggap remeh dan yakin hal tersebut tidak akan berhasil.
"Saya optimis, saya yakin dan kita akan bikin kaget semua pihak, pihak-pihak luar negeri.
Saya malah ditantang, mereka yakin kita tidak mungkin 8 persen," tutur Prabowo dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2025-2029 di Gedung Bapennas, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2024).
Baca Juga
- Prabowo Minta Jaksa Banding Vonis Harvey Moeis Jadi 50 Tahun Penjara, Begini Respons Kejagung
- Harga Gabah dan Jagung Naik, Mentan: Bukti Nyata Presiden Berpihak pada Petani
- 3 Pernyataan Waketum NasDem Terkait Pertemuan Para Ketum Anggota KIM Plus dengan Prabowo
Menurut Prabowo, ada pihak asing yang memberikan tantangan dengan taruhan makan malam.
Namun, dia berseloroh mesti menurunkan berat badan sehingga malah jadi pikiran jika memenangkan taruhan tersebut.
Advertisement
"Kalau mencapai saya akan ditraktir makan malam, saya akan pilih menu makan yang paling mahal.
Tapi karena saya mau kurangi berat badan, ya gimana," kata Prabowo disambut tawa hadirin.
Presiden Prabowo mencanangkan target ambisius pertumbuhan bisnis Indonesia sebesar 8 persen.
Target ini menjadi perhatian karena selama beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi lokal Indonesia cenderung stagnan di kisaran 5 persen.
Menanggapi target tersebut, menurut Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede, pertumbuhan ekonomi global 8 persen bukan hal yang mustahil untuk dicapai.
"Bukan hal mustahil.
Target harus dibuat ambisius supaya kita bisa berkebun keras," kata Raden dalam acara Sarasehan 100 Ekonom INDEF, Selasa (3/12/2024).
Ia mengingatkan Indonesia pernah mencapai tingkat pertumbuhan yang serupa pada era 1986-1987, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,3 persen, bahkan mencapai 8,2-8,3 persen di beberapa tahun tersebut.
Hal ini menjadi bukti historis dengan upaya maksimal, target tersebut bisa terwujud.
Menurut Raden, pencapaian target tersebut membutuhkan optimalisasi semua mesin pertumbuhan keuangan.
Investasi menjadi salah satu pendorong utama yang harus terus didorong lebih tinggi dari posisi saat ini.
Untuk itu, Indonesia perlu menarik berbagai sumber pembiayaan guna melaksanakan program-program pembangunan.
Namun, ia menekankan pertumbuhan ekonomi lokal yang tinggi juga harus diiringi dengan peningkatan efisiensi investasi.
Salah satu indikator yang disoroti adalah rasio Incremental Capital Output Ratio (I-Corp), yang mengukur efisiensi penggunaan modal dalam mendorong pertumbuhan finansial.
"Kita perlu menurunkan I-Corp ini di dalam rencana Bapak Presiden, yaitu dari sekitar 6,96 persen atau sebetulnya kalau dirata-ratakan sekitar 6,4 persen di tahun 2025, menjadi di kisaran 4,5 persen.
Dan kalau ini kita tidak turunkan, maka kebutuhan kapital itu menjadi ter-terlalu besar sekali," jelas Raden.
Peningkatan kualitas investasi juga harus difokuskan pada sektor-sektor yang lebih produktif dan memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan komersial serta penciptaan lapangan kerja.
Raden menekankan pentingnya program hilirisasi dan industrialisasi yang harus berjalan beriringan.
"Program hilirisasi dan industrialisasi.
Kali ini kita gabung bukan hanya hilirisasi, tetapi hilirisasi dan industrialisasi adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan," tuturnya.