berita69.org, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu, 6 Juli 2025.
Prabowo menilai keikutsertaan Indonesia dalam kelompok komersial BRICS sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
"Presiden Prabowo optimistis dengan keikutsertaan Indonesia dalam BRICS akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global, serta menekankan pentingnya kerja sama antarnegara melalui forum seperti BRICS untuk mendukung stabilitas dan kemakmuran dunia," kata Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Senin (7/7/2025).
Baca Juga
- Penerima MBG Hampir 7 Juta Orang, BGN: Sudah Melebihi Total Penduduk Singapura
- Xi Jinping dan Putin Tidak Hadiri KTT BRICS di Brasil
- Momen Prabowo Foto Bersama Pemimpin Nasional Anggota BRICS
Menurut dia, keikutsertaan Indonesia dalam forum BRICS merupakan hasil dari inisiasi langsung Prabowo di tahun pertamanya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Tak berlangsung lama, Indonesia pun resmi menjadi anggota ke-11 BRICS pada Januari 2025.
Advertisement
"Masuknya Indonesia dalam keanggotaan BRICS merupakan inisiasi langsung dari Presiden Prabowo di tahun pertamanya menjadi Presiden Republik Indonesia, dan disambut baik oleh seluruh anggota BRICS.
Indonesia pun diterima dengan cepat menjadi anggota ke-11 BRICS," ujarnya.
Keanggotaan BRICS kini terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Etiopia, Iran, dan Indonesia.
Dengan keanggotaan ini, BRICS kini merepresentasikan 50 persen populasi dunia dan mencakup 35 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP) global.
Lebih lanjut, Teddy juga mengatakan bahwa prinsip yang menjadi pijakan Prabowo dalam membangun hubungan internasional kembali ditegaskan dalam forum ini, yakni pentingnya memperluas jejaring persahabatan dan kerja sama strategis antarbangsa.
Hal ini untuk mendukung perdamaian dan kemakmuran global.
"Bergabungnya Indonesia dalam keanggotaan BRICS ini merupakan perwujudan prinsip yang selalu dipegang oleh Kepala Bangsa bahwa seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak," jelas Teddy.