berita69.org, Jakarta - 3 Juli 2003, lima pesawat tempur F-18 Hornet milik Amerika Serikat (AS) Melintas di Laut Jawa.
Tepatnya di atas Pulau Bawean.
Gerak gerik pesawat AS itu dilaporkan pilot Bouraq kepada petugas Air Traffic Control (ATC) di Surabaya dan Jakarta.
Pesawat AS tersebut seenaknya terbang di atas lalu lintas penerbangan sipil Indonesia.
Dikhawatirkan, mengganggu aktivitas penerbangan komersil.
Baca Juga
- China Panggil Nvidia, Pertanyakan Keamanan lingkungan Chip AI H20!
- Amerika Serikat Genjot Investasi Baru ke Indonesia
- VIDEO: Berkunjung ke IMAAM Center, Masjid Komunitas Indonesia Pertama di AS
Dikutip dari buku Lintas Navigasi Di Nusantara Indonesia, karya Kresno Buntoro, Minggu (3/08/2025).
Advertisement
ATC langsung mencoba interaksi dengan lima pesawat tempur AS.
Sayang, seluruh upaya yang dilakukan tidak berhasil.
Komunikasi tidak terhubung.
Petugas ATC pun melabeli pesawat militer AS tersebut merupakan penerbangan gelap yang berpotensi mengganggu kedaulatan wilayah nasional.
Ditambah lagi, lima pesawat gelap itu melakukan manuver aneh.
Membahayakan dan berlangsung sampai dua jam lebih.
Alhasil TNI AU langsung bergerak cepat.
Mengirimkan F-16 dari Skadron 3 untuk mencegat pesawat tempur gelap tersebut.
Salah satu pilotnya bernama Fajar Adrianto.
Pilot yang tewas usai kecelakaan pesawat di Ciampea, Bogor, Minggu (3/08/2025).