berita69.org, Jakarta - Kementerian Kegiatan dan Digital (Komdigi) menggelar kegiatan Temu Nasional Pegiat Literasi Digital 2025.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, kegiatan ini untuk menguatkan literasi digital pada 2026.
"Jadi hari ini kita bertemu dengan para Relawan Inovasi Informasi dan Kegiatan (TIK), Pandu Literasi Digital, Siberkreasi, yang menjadi bagian Kemkomdigi, dan mereka datang seluruh dari seluruh Indonesia, dalam kerangka rembug bersama untuk menguatkan literasi digital untuk tahun 2026," ujar Meutya Hafid di acara Temu Nasional Pegiat Literasi Digital 2025, Jakarta, Rabu (17/12/2025).
Dia mengatakan, hadirnya kecerdasan artificial atau AI menjadi tantangan literasi digital pada tahun tahun berikutnya.
Advertisement
"Kita tau tantangan tahun ini, tahun depan berikutnya dengan berbagai macam percepatan digital termasuk dengan hadirnya kecerdasan artificial, akan menjadi tantangan tersendiri dari masyarakat memilah mana infomasi yang benar, mana informasi yang hoaks," kata Meutya.
Sehingga, lanjut dia, Komdigi perlu relawan pegiat literasi digital untuk edukasi dan sosialisasi di berbagai daerah di Indonesia.
"Komdigi itu punya di seluruh provinsi dan hari ini kita kumpulkan beberapa perwakilannya.
Yang hadir kurang lebih 600 orang, baik dari relawan TIK, Pandu Literasi Digital, dan Siberkreasi, nah merekalah yang nanti membantu bagaimana penguatan literasi digital bisa terjadi dari Sabang sampai Merauke," jelas Meutya.
Meutya menerangkan, relawan yang ada di Komdigi memiliki cerita penting dalam menyebarkan literasi digital di Dataran Air.
Sebab, dunia digital terus berubah luar biasa berbeda dari beberapa tahun terakhir
"Teman teman relawan TIK yang sudah lama dari 2014, 2017 (Siberkreasi) hingga hari ini, itu ranah digitalnya sudah amat sangat sekali berbeda.
Sudah amat penuh dengan berbagai hal, dulu sosial media yang kita kenal tahun 2014, 2017, sudah menjadi barang yang sama sekali berbeda di tahun 2024 juga 2025. Dan, akan menjadi hal yang baru dan berbeda ke depan adanya adanya kecerdasan artificial," ujar dia.
Dia mengatakan, masyarakat pun sulit mendapatkan informasi yang benar di tengah hiruk pikuk informasi.
Bahkan kini kesehatan pribadi mental menjadi banyak diperbincangkan di tengah ranah digital yang berkembang cepat.
