berita69.org, Jakarta - Wabah campak di wilayah Sumenep, Jawa Timur, ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Tidak hanya menyebabkan ratusan anak demam dan ruam, 17 orang meninggal dunia akibat campak.
Pakar kesehatan umum yang juga dokter di RSUD Tamansari, dr Ngabila Salama, menduga wabah campak di Sumenep karena cakupan imunisasi di daerah itu tidak tinggi, merata, bermutu.
Baca Juga
- Menkes Ungkap Alasan KLB Campak di Sumenep: Mirip Outbreak Polio di Aceh
- KLB Campak Tewaskan 17 Anak, Menkes Budi Gunadi Turun Tangan ke Sumenep
- Bahaya Mengintai Bila Campak Diabaikan: Komplikasi hingga Kematian
"Tinggi artinya cakupan imunisasi anak harus 95-100 persen.
Ada 15 jenis imunisasi gratis dari pemerintah untuk bayi baru lahir, balita, anak SD, wanita usia subur," katanya saat berbincang dengan berita69.org, Rabu (27/8/2025).
Advertisement
Motivasi lainnya anak terkena campak karena vaksin saat balita hingga SD tidak lengkap. Diperparah dengan gizi yang kurang, konservasi sanitasi rumah tidak bersih, serta ventilasi udara dan cahaya buruk.