berita69.org, Jakarta - Abrasi yang melanda bibir pantai Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya dampak dari abrasi yang diperparah oleh perubahan iklim (climate change) itu mengancam jalan poros utama maupun lahan pertanian yang bisa mengganggu swasembada pangan di Kalimantan Barat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Matang Danau, Halipi dan Camat Paloh, Budi Susanto saat Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Fasilitas dan Pembangunan Kewilayahan, Herzaky Mahendra Putra meninjau langsung lokasi terdampak abrasi, Rabu-Kamis, 9-10 Juli 2025.
Perjalanan darat sekitar tujuh jam dari Kota Pontianak, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat tak menyurutkan langkah Herzaky untuk menyerap aspirasi warga di kawasan perbatasan Indonesia–Malaysia tersebut.
Advertisement
Pasalnya, jika tidak segera ditangani, bukan hanya sawah yang hilang, melainkan juga sumber penghidupan ribuan jiwa.
Menurut keterangan warga setempat setiap tahunnya abrasi mengikis 5-8 meter.
Tak hanya itu, salah satu jembatan juga sempat ambruk diterjang ombak.
Herzaky pun menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kelanjutan pembangunan pengaman pantai di Desa Matang Danau yang terbukti berdampak positif untuk masyarakat.
“Kondisi di sini sudah ter darurat.
Abrasi menggerus 5 hingga 8 meter pantai setiap tahunnya, dan itu mengancam jalan poros utama yang menghubungkan beberapa desa dan kecamatan.
Bahkan dulu ada lapangan bola, sekarang sudah habis tergerus laut,” ujar Kepala Desa Matang Danau, Halipi saat menyampaikan kepada Herzaky.
Herzaky menyebutkan, saat ini masih terdapat sekitar 400–450 meter garis pantai yang belum mendapatkan penanganan, dan belum tercakup dalam perencanaan tahun berjalan.
Namun, pemerintah akan berupaya mendorong percepatannya, mengingat urgensinya yang tinggi dan dampaknya yang amat luas.
“Ini bukan hanya soal infrastruktur jalan, melainkan soal keselamatan warga.
Menko Fasilitas AHY seringkali menyampaikan, manfaat pembangunan sarana harus dirasakan oleh semua.
Desa ini, di ujung Kalimantan Barat, dekat perbatasan dengan kerajaan lain, merupakan beranda, wajah negeri kita.
Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo, pembangunan wilayah perbatasan harus menjadi prioritas.
Beliau juga menegaskan, sesuai dengan Asta Cita, pembangunan itu harus kita mulai dari desa.
Kami juga sudah komunikasi dengan Pak Menteri PU, Pak Dody Hanggodo.
Beliau punya komitmen penuh dalam mewujudkan infrastruktur jalan yang berperan penting dalam swasembada pangan,” tambah Herzaky.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I sendiri telah membangun pengaman pantai sepanjang 275 meter pada 2023, melanjutkan segmen awal yang dibangun pada 2021.
Namun, sebagian besar garis pantai di Matang Danau masih amat rawan.
Kepala Satker BWS Kalimantan I, Rusly Effendi Hartono, menjelaskan bahwa pembangunan pengaman pantai di wilayah Kabupaten Sambas sudah dilakukan bertahap sejak 2020, dengan total panjang mendekati lima kilometer, termasuk di Matang Danau, Kalimantan, dan Tangaran.
“Struktur yang kami gunakan berukuran besar, 80x80x80 cm, dengan berat satu ton per unit.
Pengerjaan dilakukan langsung di lokasi (onsite), sehingga juga bisa menyerap tenaga kerja lokal,” ujar Rusly.