berita69.org, Jakarta - Bakal calon wakil gubernur Jakarta Suswono menyampaikan, dirinya bersama Ridwan Kamil menyoroti isu ketahanan pangan warga Jakarta.
Berbekal pengalaman sebagai mantan Menteri Pertanian (Mentan), dia akan mengatasi permasalahan tersebut.
“Dari hasil survei, itu ternyata yang masih jadi kendala di Jakarta adalah persoalan pangan.
Artinya, harga yang masih belum terjangkau oleh sebagian masyarakat,” tutur Suswono di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2024).
Baca Juga
- Suswono soal Ahmad Sahroni Jadi Ketua Tim Pemenangan RIDO: Belum Definitif
- Ahmad Sahroni Didapuk Jadi Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono
- Cawagub Jakarta Suswono Kunjungi Pasar Kramat Jati, Kenalan dengan Para Pedagang
Oleh sebab itu, duet Ridwan Kamil-Suswono (Rido) akan memprioritaskan produksi pangan secara mandiri untuk Provinsi Jakarta untuk skala kecil.
Sejauh ini memang untuk supply bahan-bahan pokok ke Jakarta relatif lancar, namun bukan berarti tidak bisa memproduksi pangan.
Advertisement
“Karena kita bisa juga menggerakkan yang namanya urban farming, pertanian kota,” jelas dia.
Suswono mengulas, saat menjabat sebagai Mentan dirinya bekerja sama dengan komunitas arsitek Indonesia Berkebun, yang dikepalai oleh Ridwan Kamil kala itu.
“Jadi lahan-lahan sesempit apapun sebetulnya bisa untuk mendukung ketahanan pangan.
Nanam cabai kan gampang, pakai polybag di depan rumah ataupun nanam kangkung di pagar bisa kok, asal ada kemauan.
Bahkan kalau yang serius dulu kita membangun pertanian di atas rumah, pakai genteng didak.
Itulah kita buat pertanian di atas rumah, bisa,” ungkapnya.
Praktik pertanian dan perkebunan tersebut menurutnya telah dilakukan di beberapa tanah air lain.
Terlebih berdasarkan data, ada banyak lahan terlantar di Jakarta.
“Jadi nanti kita akan mencoba menghubungi pemiliknya kira-kira mau dipakai kapan.
Nah kalau kira-kira masih lama kan bisa dimanfaatkan untuk tanaman-tanaman musiman, kan paling dua tiga bulan panen, itu bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
“Untuk yang mungkin jangka panjang kita juga bisa hijaukan.
Nanti pada saatnya tanamannya setelah tidak diperlukan, ditebang, misalnya untuk bangunan ya nggak apa-apa.
Tapi setidaknya puluhan tahun dia bisa mendukung untuk mengurangi polusi.
Ini beberapa terobosan-terobosan yang akan dilakukan,” Suswono menandaskan.