berita69.org, Jakarta - Pengamat Kenegaraan Adi Prayitno mengunggah komentar, terkait panas-dingin hubungan PKS dan Anies yang tampak pecah kongsi di Pilgub Jakarta 2024.
Hal itu terlihat dari foto headline sejumlah portal berita yang ditampilkan di Instagram pribadinya.
“Kesimpulan politik strategis kita itu sederhana.
Jangan pernah baper.
Jangan dibawa ke hati.
Hari ini lawan besok bisa kawan,” kata Adi seperti dikutip Minggu (11/8/2024).
Baca Juga
- Bakal Cabup Pilkada 2024 Eman Suherman Komitmen Hadirkan Ribuan Lapangan Kerja di Majalengka
- Anies Akui Sudah Jalin Kegiatan dengan PDIP: Pak Hasto Bukan Kenal Saya Baru Sekarang
- PKS Buka Opsi Gabung KIM Plus, Anies: Setahu Saya Belum Ada Perubahan Keputusan
Direktur Eksekutif Parameter Politik luar negeri Indonesia (PPI) ini meyakini, prinsip utama kenegaraan adalah mendapat keuntungan pribadi dan kelompok.
Tujuannya, mendapat kekuasaan dengan cara apapun.
Advertisement
“Demi mengejar keuntungan pribadi dan kelompoknya itu, praktik perpolitikan yang terjadi kerap brutal dan membabi buta.
Persahabatan dikorbankan.
Pertemanan diingkari.
Berbohong dan ingkar janji perkara biasa.
Bahkan ada yang rela menghabisi partainya sendiri.
Semua demi keuntungan kenegaraan,” tutur Adi.
Sebagai Dosen Ilmu Pemerintahan dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi mempertanyakan soal letak idealisme berpolitik, menurut dia hal itu tempatnya hanyalah di ruang kelas dan keranjang sampah.
“Ironis memang.
Kenegaraan sejauh ini tak gunakan teori sebagai panduan.
Rata-rata anti teori,” tegas Adi.
Adi membongkar, apa yang terjadi di Pilkada hari ini adalah fenomena demokrasi elit.
Sebab, yang bisa menentukan seseorang bisa maju adalah murni kehendak elit partai.
“Michel dan Winter menyebutnya dengan oligarki politik luar negeri.
Oligarki elit merujuk pada segelintir elit determinan yang bisa mendesain pencalonan kompetisi,” Adi menandasi.