Puan Ungkap Ributnya Demokrasi di RI: Semua Merasa Benar, Harus Sabar Mendengar Sebelum Ketuk Palu - News berita69.org

Puan Ungkap Ributnya Demokrasi di RI: Semua Merasa Benar, Harus Sabar Mendengar Sebelum Ketuk Palu - News berita69.org

  • Sport
Puan Ungkap Ributnya Demokrasi di RI: Semua Merasa Benar, Harus Sabar Mendengar Sebelum Ketuk Palu - News berita69.org

2025-08-15 00:00:00
Dalam proses pembentukan UU, DPR dan Pemerintah kerap berada di posisi di tengah-tengah berbagai kepentingan yang berbeda. Kondisi itu seperti menjadi wasit di tengah pertandingan olahraga.

berita69.org, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan komitmen DPR untuk memprioritaskan pembentukan undang-undang (UU) yang berkualitas dengan melibatkan partisipasi publik yang bermakna.

Hal itu disampaikan Puan dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR-DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (14/8/2025).

BACA JUGA:Naskah Lengkap Pidato Presiden Prabowo: Serakahnomic, Perilaku Korup hingga Ancam Jenderal Bekingi Tambang
BACA JUGA:Harga Beli Gabah Rp 6.500 per Kg, Prabowo: Petani Senyum Pendapatan Meningkat

Baca Juga

  • Capaian Mentereng Prabowo: Pengangguran Turun, 3,6 Juta Lapangan Kerja Tercipta
  • Prabowo Pamer Kesuksesan Jalin Perjanjian Dagang Internasional
  • Dihampiri Prabowo dan Dipegang Tangannya, Reaksi Titiek Soeharto Senyum Tersipu

"Pada masa persidangan ini, DPR RI bersama Pemerintah dan DPD RI akan memfokuskan pembahasan terhadap 11 RUU yang masih berada pada tahap Pembicaraan Tingkat I.

DPR RI akan selalu memprioritaskan pembentukan UU yang berkualitas; sehingga lebih mengejar kinerja kualitas daripada kuantitas,” kata Puan.

Ia menjelaskan, dalam proses pembentukan UU, DPR dan Pemerintah kerap berada di posisi di tengah-tengah berbagai kepentingan yang berbeda.

"Seperti antara majikan dan pekerja, pionir dan konsumen, aparatur dan rakyat, penyedia jasa dan pengguna, serta berbagai relasi sosial lainnya,” ujarnya.

Puan menganalogikan situasi itu seperti menjadi wasit di tengah pertandingan kebugaran jasmani.

"Semua pihak merasa benar, dan kalau ada peluit dibunyikan, yang protes juga akan banyak, belum lagi pengamat-pengamat yang memberi komentar pro dan kontra.

Tapi begitulah demokrasi, ramai, penuh aspirasi, dan harus sabar mendengar sebelum mengetok palu,” tutur dia.

 

  • Berita
  • BeritaTerkini
  • BeritaHariIni
  • BeritaTerbaru
  • KabarTerbaru
  • UpdateBerita
  • BeritaGlobal
  • BeritaNasional
  • BeritaRegional
  • BeritaPolitik
  • BeritaEkonomi
  • AnalisisOlahraga
  • BeritaHarian
  • BeritaOlahraga
  • BeritaSosial
  • BeritaTeknologi
  • BeritaPendidikan
  • BeritaKesehatan
  • BeritaEntertainment