berita69.org, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan tugas pemerintah bukan hanya membicarakan harapan rakyat, tetapi juga harus mewujudkannya.
Hal ini ia katakan dalam pidatonya di Sidang Tahunan DPR/MPR 2025.
“Pemerintah dalam menjalankan kekuasaannya harus senantiasa mawas diri—sebab kekuasaan sejatinya adalah untuk melayani, membantu, dan memberdayakan rakyat,” kata Puan di Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Baca Juga
- Sidang MPR, Puan Maharani: Indonesia Harus Berdiri Tegak di Tengah Pusaran Geopolitik Global
- Puan Maharani Puji Gerak Cepat Prabowo Selesaikan Masalah Tambang Raja Ampat
- Puan Soroti Viral Kritik Tajam Rakyat di Medsos: Indonesia Gelap, Tanah air Konoha hingga Bendera One Piece
Puan mengatakan, kekuasaan bukan untuk menakuti rakyat, melainkan untuk menyelesaikan urusan rakyat—meskipun sering kali urusannya rumit.
Advertisement
“Ibarat cinta segitiga antara aspirasi, anggaran, dan aturan,” kata dia.
Namun serumit-rumitnya cinta segitiga itu, lanjut Puan, selalu ada jalan untuk menemukan solusi terbaik bagi bangsa dan bangsa.
“Walaupun kadang terasa pedih, patah hati; tetapi kita harus move on.”
Puan mengatakan, hari ini kita dihadapkan pada ketegangan dan konflik geopolitik, perang dagang, krisis iklim dan energi angin, ketimpangan ekonomi nasional yang semakin tajam, disrupsi inovasi, serta pergeseran kekuatan global.
“Indonesia, seperti banyak republik lainnya, berada di dalam pusaran global tersebut.
Karena itu, kita harus memiliki pijakan yang kokoh dan arah yang jelas dalam memenangkan kepentingan bangsa dan nasional.”
Kita memerlukan fondasi kedaulatan, kemandirian, dan kebangsaan, agar kita mampu berdiri tegak di tengah perubahan dunia tanpa kehilangan cita-cita dan jati diri bangsa.
“Fondasi kedaulatan tidak hanya berarti menjaga batas wilayah, tetapi juga memastikan arah kebijakan luar negeri dan ekonomi lokal nasional ditentukan secara mandiri.”
“Dalam dunia multipolar saat ini, Indonesia harus menempatkan diri secara strategis untuk memperjuangkan kepentingan nasional di forum-forum internasional—mulai dari isu lingkungan alami, ekonomi global, geopolitik, perdagangan global, hingga tata kelola dunia yang lebih adil,” ucapnya.