Pesan Natal 2024 Uskup Agung Jakarta: Ingatkan Tugas Pemimpin untuk Melayani, Bukan Dilayani - News berita69.org

Pesan Natal 2024 Uskup Agung Jakarta: Ingatkan Tugas Pemimpin untuk Melayani, Bukan Dilayani - News berita69.org

  • Sport
Pesan Natal 2024 Uskup Agung Jakarta: Ingatkan Tugas Pemimpin untuk Melayani, Bukan Dilayani - News berita69.org

2024-12-25 00:00:00
Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo berharap, Natal 2024 bertema Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem diharapkan agar Indonesia menjadi Bethlehem-Bethlehem zaman zekarang.

berita69.org, Jakarta - Perayaan Ibadah Natal 2024 mengusung tema 'Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem'.

Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengatakan, melalui tema ini Gereja juga membawa pesan kepedulian terhadap saudara-saudara yang lemah, kecil dan tersingkir.

Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan, melalui tema itu, Gereja berharap agar Indonesia menjadi Bethlehem-Bethlehem zaman zekarang, yaitu tempat lahirnya pemimpin yang tidak ingin dilayani, tetapi sungguh-sungguh melayani seluruh bangsa.

BACA JUGA: Uskup Agung Jakarta Sampaikan Pesan Natal untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
BACA JUGA: Libur Natal 2024 Bikin Harga Minyak Dunia Naik
BACA JUGA: WhatsApp Tambahkan Emoji Baru, Cocok untuk Rayakan Natal dan Tahun Baru 2025!

Baca Juga

  • 15.807 Narapidana Terima Remisi Khusus Natal 2024, 116 Orang Langsung Bebas
  • VIDEO: Hikmat Misa Natal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste
  • 6 Rekomendasi Film Natal Terbaik untuk Ditonton Bersama Keluarga

"Seperti apapun keadaannya sekarang, itulah salah satu harapan yang pantas kita rawat dan perjuangkan.

Tempat lahirnya para pemimpin yang tidak ingin dilayani, melainkan untuk melayani," ujar Kardinal Suharyo dalam konferensi di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu (25/12/2024).

Menurutnya, manusia diciptakan untuk memuji dan memuliakan Allah.

Hal ini, kata dia, sekali penting bagi Keuskupan Agung Jakarta karena merupakan jati diri paling mendasar manusia.

Sayangnya, lanjut Kardinal Suharyo, zaman sekarang banyak orang yang bangga dan meletakkan kehormatan dirinya pada pangkat dan kekuasaan.

Sehingga, kata dia jati diri yang sesungguhnya tercederai.

"Kalau yang dikejar pangkat, itulah kebanggaannya, itulah jati dirinya.

Kalau yang dikejar itu gengsi, segala macam cara akan dipakai untuk mengejar gengsi itu," ucap dia.

"Lupa bahwa jati diri manusia yang paling dasar, yang seringkali dicederai adalah manusia itu diciptakan untuk memuji dan memuliakan Allah," jelas Suharyo.

Suharyo menjelaskan, perwujudan jati diri manusia itu dapat dilihat dalam keberpihakannya kepada kebenaran.

Dia berujar, dalam Kitab Suci Allah berpihak kepada para gembala yang di dalam masyarakat itu disisihkan, tidak diperhitungkan, terpinggirkan, tidak dianggap.

 

  • Berita
  • BeritaTerkini
  • BeritaHariIni
  • BeritaTerbaru
  • KabarTerbaru
  • UpdateBerita
  • BeritaGlobal
  • BeritaNasional
  • BeritaRegional
  • BeritaPolitik
  • BeritaEkonomi
  • AnalisisOlahraga
  • BeritaHarian
  • BeritaOlahraga
  • BeritaSosial
  • BeritaTeknologi
  • BeritaPendidikan
  • BeritaKesehatan
  • BeritaEntertainment