berita69.org, Jakarta - Literasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh generasi muda saat ini.
Terlebih makin banyaknya hoaks, kecanduan media sosial, hingga kebocoran data pribadi yang menjadi ancaman jika tidak ditanggulangi dengan serius.
Hal ini disampaikan Prof.
Adhianty Nurjanah, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di bidang Bicara Humas dan Pemerintah.
Ia menjelaskan bahwa literasi digital tidak hanya sebatas kemampuan menggunakan aplikasi, tetapi mencakup kemampuan berpikir kritis, memilah informasi, serta menghasilkan konten yang sehat, informatif, dan inspiratif.
"Sekitar 68 persen pengguna internet di Indonesia adalah anak muda, namun indeks literasi digital nasional masih berada pada kategori 'cukup'.
Akses digital luas tidak otomatis menjamin kemampuan memahami, menilai, dan memproduksi konten secara etis," ujar Adhianty dilansir laman UMY.ac.id.
Advertisement
"Generasi muda tidak boleh hanya menjadi konsumen pasif, tetapi juga harus mampu menjadi produsen konten positif yang mendidik dan membangun ruang digital yang sehat," katanya menambahkan.
Data UNICEF mencatat 45 persen remaja Indonesia pernah mengalami perundungan siber, sementara Kominfo memverifikasi lebih dari 11 ribu konten hoaks dalam beberapa tahun terakhir.
"Media sosial memiliki fungsi untuk menginformasikan, mendidik, dan menghibur, tetapi juga dapat memengaruhi opini publik.
Akses internet tinggi tidak berarti apa-apa tanpa literasi digital yang baik.
Generasi muda harus menjadi pengguna teknik yang berkarakter dan bertanggung jawab," katanya mengakhiri.
