berita69.org, Jakarta - Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla mengkritik Nadiem Makarim yang sama sekali tidak punya pengalaman dalam bidang pendidikan dasar tapi dia ditunjuk menjadi Kemendikbudristek.
Dirinya bahkan disebut JK, Nadiem jarang datang ke kantor bahkan tidak pernah berkunjung ke daerah.
JK bahkan membandingkan kepemimpinan Nadiem dengan dengan para tokoh-tokoh pendidikan formal terdahulu.
Baca Juga
- VIDEO: Datangi Jusuf Kalla, Ridwan Kamil Dapat Wejangan Soal Macet
- Ridwan Kamil Segera Umumkan Ketua Timses RIDO
- VIDEO: Jusuf Kalla Sanjung Sosok Paus Fransiskus
"Dibelakang daripada semua pengajaran itu, ada orang 'the man behind the gun', kalau Perusahaan CEO dari daftar siapa menteri pendidikan dasar selama ini.
Pak Ki Hajar Dewantoro, orang hebat, mendirikan taman siswa.
Itu cikal bakal dari prinsip pengajaran kita.
Ada Pak Soemantri, ada Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Fuad, semua orang hebat di bidang pendidikan dasar," ungkap JK dalam kanal YouTube TV Parlemen yang dikutip, Minggu (8/9/2024).
Advertisement
Beberapa tokoh yang saat ini memiliki latar belakang pendidikan non-formal kemudian dijabarkan juga oleh dia, salah satunya Anies Baswedan.
"Ada pak Juwono, Pak Abdul Malik Fadjar semua orang ahli pengajaran.
Ada Muhadjir, ada Pak Nuh rektor ITS, Pak Anies Rektor Paramadina," beber dia.
Dia lantas menyinggung Nadiem yang jarang ke kantor.
Lebih dari itu JK bahkan menyebut, Nadiem yang sama sekali tidak pernah datang ke daerah.
"Ada kemudian Mas Nadiem, yang tidak punya pengalaman pengajaran, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor," sindirnya.
Kementrian Pendidikan formal saat ini memang terbilang cukup luas cakupannya.
Sebab juga meliputi dalam bidang budaya, riset, dan teknologi informasi.
Namun JK mengaku heran, bagaimana bisa seorang menteri akademik yang jarang datang ke kantor malah memimpin dunia akademik.
Mantan Wakil Presiden itu juga menyinggung soal Kemendikbudristek yang lebih mendahulukan anggaran ketimbang program.
"Kayak saya punya perusahaan, yang pertama saya (cari) Dirut yang terbaik bukan berapa anggarannya, CEO-nya gimana, baru kita bicara program kemudian bicara anggaran.
Anggaran kan ketiga bukan pertama, orang dulu, apa programnya, apa yang kau dicapai, baru anggaran itu.
Bukan anggaran baru bikin program, bukan, terbalik, apa yang ingin anda capai," tegas JK.