Cerita Veronica Tan Jadi Wamen PPA: Masuk 2 Minggu Awal Ketegangan - News berita69.org

Cerita Veronica Tan Jadi Wamen PPA: Masuk 2 Minggu Awal Ketegangan - News berita69.org

  • Sport
Cerita Veronica Tan Jadi Wamen PPA: Masuk 2 Minggu Awal Ketegangan - News berita69.org

2024-11-30 00:00:00
Ada banyak laporan perihal pelecehan seksual, keras terhadap anak, KDRT, dan lain sebagainya.

berita69.org, Jakarta - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPA) Veronica Tan mengungkapkan awal-awal memegang jabatannya bukan perkara mudah.

Dia tidak menyangka beban kerja di Kemen PPA banyak sekali. 

Hal tersebut dia sampaikan di dalam acara Empowerment Talk 'Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya: Menuju Indonesia Emas' yang diselenggarakan oleh PKB.

BACA JUGA: Veronica Tan Soroti Efek Media Sosial pada Kesehatan olahraga Mental Perempuan
BACA JUGA: VIDEO: Veronica Tan Ingin Konsep RPTRA Peninggalan Ahok Jadi Contoh
BACA JUGA: 6 Gaya Semi Formal Veronica Tan, Pakai Kemeja Putih di Rapat Perdana Jadi Wakil Menteri

Baca Juga

  • Angka KDRT di Indonesia: Fenomena Gunung Es di Balik Neraka Rumah Tangga
  • Mengapa Banyak Orang yang Menganut Childfree di Zaman Sekarang?

    Veronica Tan Ungkap Alasan yang Menggelitik!

  • Wamen Veronica Tan: Childfree Itu Banyak Terjadi pada Perempuan yang Teredukasi

"Saya pikir waktu masuk ke Pemberdayaan Perempuan pasti urusannya memberdayakan, mengajak stakeholder, ngajak NGO untuk bekerja sama, melatih lagi nih," kata Vero di Hotel Sultan, Sabtu (30/11).

"Enggak tahunya pas masuk 2 minggu, ketegangan bu," sambung dia.

Kata Vero, tugas dirinya di Kemen PPA banyak sekali.

Ada banyak laporan perihal pelecehan seksual, keras terhadap anak, KDRT, dan lain sebagainya.

Belum lagi beberapa kasus besar yang melibatkan anak dan perempuan belakangan ini.

Selama dua bulan pertama, Vero sibuk belanja masalah.

Ia juga mengungkapkan kejadian perempuan dan anak kerap kali menjadi korban.

"Jadi setelah kita menggali, semua itu kami berpikir permasalahan kita sebenernya apa sih?

Itu karena perempuan-perempuan tidak berani speak up, perempuan tidak berani berbuat apapun, perempuan yang tidak teredukasi, punya anak jadi terbeban," beber dia.

 

  • Berita
  • BeritaTerkini
  • BeritaHariIni
  • BeritaTerbaru
  • KabarTerbaru
  • UpdateBerita
  • BeritaGlobal
  • BeritaNasional
  • BeritaRegional
  • BeritaPolitik
  • BeritaEkonomi
  • AnalisisOlahraga
  • BeritaHarian
  • BeritaOlahraga
  • BeritaSosial
  • BeritaTeknologi
  • BeritaPendidikan
  • BeritaKesehatan
  • BeritaEntertainment