Bawaslu DKI Petakan Peluang Kerawanan pada Pilkada Jakarta 2024 - Pemilu berita69.org

Bawaslu DKI Petakan Peluang Kerawanan pada Pilkada Jakarta 2024 - Pemilu berita69.org

  • Pemilu
Bawaslu DKI Petakan Peluang Kerawanan pada Pilkada Jakarta 2024 - Pemilu berita69.org

2024-08-03 00:00:00
Burhanuddin menyebut, pengalaman masa kampanye sebelumnya di mana Pilgub Jakarta sarat dengan materi-materi yang kurang mendidik dan cenderung memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

berita69.org, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta telah melakukan pemetaan terhadap potensi diri kerawanan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.

Pemetaan ini mencakup tingkat kerawanan yang bervariasi, mulai dari tinggi, sedang, hingga rendah.

Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi masyarakat Bawaslu DKI Jakarta, Burhanuddin mengatakan, untuk kerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.

BACA JUGA: Bawaslu Blitar Temukan Ratusan Pemilih Tak Dikenal di 11 Kecamatan Sudah Dicoklit
BACA JUGA: Cegah Disinformasi dan Hoaks Saat Pilkada 2024, Bawaslu Sulut Gandeng Media Massa
BACA JUGA: Bawaslu Melibatkan Media Massa Dalam Pengawasan Pilkada

Baca Juga

  • Kuasa Hukum Masyarakat Akan Laporkan Bawaslu Tapanuli Selatan ke DKPP, Sebut Ada Penafsiran Berbeda
  • Cegah Kecurangan Pilkada, Bawaslu Gandeng Akademisi Gaungkan Penerapan Nilai Pancasila
  • Pilkada Serentak Rawan Serangan Hoaks, Penanggung jawab Pemilihan Minta Bantuan Media

"Kerawanan tinggi potensial terjadi pada indikator adanya imbauan dan/atau tindakan untuk menolak calon tertentu dari tokoh/kelompok tertentu, adanya tindakan kampanye yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan," kata Burhanuddin dalam keterangannya, Jumat (2/8/2024).

Adanya keberatan dari saksi saat pemungutan dan penghitungan suara, adanya materi kampanye yang bermuatan SARA di tempat umum, adanya kampanye yang bermuatan SARA di media sosial dan adanya materi hoaks di media sosial," sambungnya.

Ia menyebut, pengalaman masa kampanye sebelumnya di mana Pilgub Jakarta sarat dengan materi-materi yang kurang mendidik dan cenderung memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain menggunakan media sosial dan digital, penyebaran hoaks dan materi negatif juga melalui selebaran yang disebarkan ke warga Jakarta.

"Penyampaian untuk mendukung dan menolak calon tertentu terdapat dalam forum dan lokasi yang dilarang untuk dilakukan kampanye.

Intimidasi juga berpotensi terjadi di Jakarta terutama disebabkan oleh komposisi calon atau pasangan calon yang terfragmentasi secara diametral dengan persaingan yang ketat," sebutnya.

"Adapun untuk kerawanan tinggi untuk tahapan pemungutan suara adalah indikator adanya penghitungan suara ulang dan adanya mobilisasi pemilih tambahan secara mendadak di hari pemungutan suara," tambahnya.

 

  • PemiluIndonesia
  • Pemilu2024
  • Pilpres
  • Pileg
  • Caleg
  • KPU
  • TPS
  • VoterEducation
  • IsuPolitik
  • DebatCapres
  • Kampanye
  • PlatformKandidat
  • HasilPemilu
  • PenghitunganSuara
  • Rekapitulasi
  • CekDPT
  • BeritaPemilu
  • UpdatePemilu
  • InfoPemilu