berita69.org, Jakarta - Direktur Ekskutif Oversight of The Indonesian Democratic Policy, Satyo Purwanto, menilai PDI Perjuangan gagal memanfaatkan momentum jika mengusung Pramono Anung di Pilgub Jakarta.
"Sebab si calon adalah representasi istana yang hari ini pun masih nyaman jadi stafnya Jokowi,” kata Satyo.
Baca Juga
- VIDEO: Apa Modal Pramono Anung Berani Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta?
- Pramono Anung Izin ke Jokowi Maju Pilkada Jakarta, Malah Ditantang Kampanye di 12 Titik Sehari
- Cerita Pramono Sebut Jokowi Tertawa Terbahak-bahak Saat Dirinya Diusung Maju Pilgub Jakarta
Pramono Anung, satu di antara kader PDIP yang masih berada di kabinet Indonesia Maju, Jokowi-Maruf Amin.
Advertisement
Padahal, kata Satyo, harusnya PDIP dapat mengambil momentum dari perjuangan mahasiswa dan rakyat Indonesia agar tegaknya konstitusi dan demokrasi di Indonesia.
“Dengan Revisi UU Pilkada yang akhirnya kandas dengan gempuran demo besar-besaran hampir di seluruh Indonesia,” tandasnya.
Momentum ini, menurut Satyo, akan maksimal jika PDIP mengusung Anies Baswedan.
Pasalnya, aktivis buruh itu menilai sosok Anies merupakan simbol demokrasi dan perubahan.
“Momentum golden tiket bersama Anies yang berdasarkan riset internal memiliki kekuatan 57% mestinya bisa berakibat multiplier efek guna mendongkrak kembali suara PDIP secara nasional,” ujar Satyo.