berita69.org, Jakarta - Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat menyoroti perkembangan teknologi informasi Artificial Intelligence (AI).
Dia menyebut, ada hal yang positif dan negatif dari perkembangan AI saat ini.
"AI positifnya mudah diakses, kaya informasi.
Yang repot AI disalahgunakan untuk hoaks dan pengelabuan," kata Komaruddin Hidayat saat memberikan pidato pengantar pada acara "Literasi Media di Era Artificial Intelligence (AI): Membangun Masyarakat dan Jurnalisme yang Etis dan Bertanggung Jawab" di gedung Dewan Pers, Kamis (9/10/2025).
Dia mengatakan, drama wartawan di tengah perkembangan AI saat ini sungguh strategis.
Sebab, memiliki pengetahuan dan etika.
Advertisement
"Yang punya etika bukan AI, tapi penggunanya," kata Komaruddin.
Sementara itu, Ketua Komisi Kemitraan, Hubungan Antar Lembaga dan Infrastruktur komunikasi, Dewan Pers Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, AI memang bisa mempermudah pekerjaan jurnalistik.
Karena bisa melakukan apa saja yang minta dengan sekali perintah dan penggunaan instruksi atau prompt yang detail.
"AI punya potensial luar biasa tapi tetap harus diwaspadai.
Dalam jurnalistik, AI akan meningkatkan efisiensi produksi konten produk jurnalistik.
Tapi AI tergantung apa yang masuk, kalau kebencian, hoaks yang masuk maka yang keluar adalah data yang tidak benar.
Ini peran jurnalis untuk cek dan ricek," kata dia.
Namun demikian, terdapat kesempatan masalah dari penggunaan AI.
Karena AI dapat salah atau bias serta menghasilkan konten yang menyesatkan.
AI juga mengancam cerita jurnalis dan independensi jurnalistik.
Dalam paparannya, ada pula risiko penyebaran hoaks, plagiarisme dan manipulasi konten, termasuk deepfake.
Tanggung jawab atas konten buatan AI yang tidak jelas dan kemampuan pelanggaran peraturan privasi dan hak cipta juga menjadi peluang masalah.
"AI itu kan mengambil karya jurnalistik.
Di Undang Undang Hak Cipta belum ada soal karya jurnalistik dilindungi undang undang," kata dia.