berita69.org, Jakarta- Koalisi Cek Fakta menjalin kolaborasi strategis untuk mengembangkan dan memanfaatkan aplikasi berbasis kecerdasan artifisial atau AI bernama Galifakta (s.id/galifakta), untuk memerangi penyebaran disinformasi.
Perkembangan inovasi AI membawa dampak signifikan terhadap penyebaran informasi di ruang digital.
Di satu sisi, AI mampu membantu proses verifikasi dan analisis data dengan cepat.
Namun di sisi lain, rekayasa ini juga berpotensi mempercepat penyebaran disinformasi apabila tidak digunakan secara etis dan bertanggung jawab.
Koalisi Cek Fakta yang terdiri atas Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama ICT Watch dan 102 media online pun menjalin kerja sama dengan ICT Watch dalam memanfaatkan inovasi AI Galifakta untuk edukasi publik serta upaya bersama dalam penanganan disinformasi.
Advertisement
Koordinator Koalisi Cek Fakta, Adi Marsiela, mengatakan, kerja sama ini menjadi langkah penting untuk memperlambat penyebaran informasi bohong di ruang digital.
Melalui kerja sama ini, kedua pihak juga menegaskan komitmen terhadap penggunaan AI yang etis, transparan, dan bertanggung jawab, serta mendorong aksi multipihak dalam memperkuat ekosistem literasi digital dan tata kelola AI di Indonesia.
"Koalisi Cek Fakta menilai kerja sama ini sebagai langkah penting untuk memperlambat penyebaran informasi bohong di ruang digital.
Pemanfaatan Galifakta menjadi alternatif baru bagi publik untuk mengakses hasil pemeriksaan fakta secara cepat, cermat, dan non-partisan," kata Adi, Kamis (13/11/2025).
Aplikasi ini dikembangkan menggunakan platform Canvas Google Gemini dan dirancang untuk membantu publik melakukan pemeriksaan fakta serta mengenali disinformasi secara lebih mudah, cepat, dan efisien.
"GaliFakta masih berupaya bisa menautkan langsung tautan ke konten debunking awal.
Saat ini GaliFakta baru memberikan kesimpulan hasil debunking," ujarnya.
