berita69.org, Jakarta - Aparat kepolisian bersama sejumlah pihak terkait menyatakan misteri kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (diplomat Kemlu) Arya Daru Pangayunan atau ADP (39).
Salah satu pihak yang terlibat adalah Asosiasi Psikologi Forensik Himpunan Psikologi Indonesia (Apsifor Himpsi).
Dalam pemaparannya, Ketua Umum APSIFOR HIMPSI Nathanael E.J Sumampouw mengingatkan pentingnya empati dan perlindungan psikologis dalam upaya memahami perjalanan individu seseorang, termasuk mereka yang telah meninggal dunia.
Ini Pemilik Sidik Jari Tunggal pada Lakban yang Lilit Kepala Diplomat Muda Kemlu
Baca Juga
- Polisi Bongkar Tuntas Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru!
- Polisi Bongkar Jejak Digital Diplomat Kemlu: Ada Niat Kuat Bunuh Diri Sejak 2013
- Puslabfor Polri: Tidak Ada Bercak Darah dan Sprema di Jasad ASN Kemlu ADP saat Ditemukan
"Jadi, sehingga proses ini akan dilakukan dengan sungguh hati-hati dari pendidikan tinggi pribadi dan bisnis etik di seluruh Indonesia," ujar Nathanael saat konferensi pers, Selasa (29/7/2025).
Advertisement
Menurut dia, berdasarkan perbedaan psikologis dengan metode otomatis psikologis, terdapat beberapa penjelasan terkait keamanan nasional pada kematian ADP.
Nathanael mengatakan, Arya Daru merupakan individu yang memiliki karakter positif
"Yang pertama, almahum (Arya Daru Pangayunan) merupakan individu yang dikenal di lingkungannya sebagai pribadi dengan karakter positif.
Dia juga pekerja keras, amat diandalkan, dan merupakan individu yang terhubung terhadap lingkungannya," ucap dia.
Selain itu, lanjut Nathanael, Arya Daru juga dikenal sebagai sosok yang selalu bisa menampilkan karakter diri dan menunjukkan kualitas diri positif di konservasi.
"Almahum (Arya Daru) mengalami kesulitan dalam ekspresikan emosi negatif dan kuat, terutama dalam situasi tekanan.
Almarhum (Arya Daru) berusaha menetralisasi berbagai emosi negatif yang dirasakan dan berupaya menunjukkannya di luar orang lain," terang dia.